Kamis, 14 Maret 2019

SEMANGAT PROMIL [LAGI]


SEMANGAT PROMIL [LAGI]

Niat hati pengen belajar [konsisten] nulis blog, tapi apa daya justru vakum dan terbengkalai bertahun-tahun.

Masih dalam suasana tahun baru dengan semangat baru dan gairah baru serta resolusi baru.

Cerita promil kali ini, kita sepakat untuk ganti dokter. Bukan karena kita ga percaya sama kemampuannya dokter Alfaina, tapi karena teman dekat kita merekomendasikan untuk konsultasi ke wali murid yang juga berprofesi sebagai dokter obsgyn. Bismillah, ikhtiar katanya. Baiklah, apa salahnya kita coba?

Gayung bersambut. Suamiku memang mengenal beliau dan sudah pernah ketemu dengan beliau langsung di sebuah acara, jadi suamiku yang menghubungi beliau. Selang hari berikutnya beliau merespon dan langsung buat janji ketemuan. Tanggal 24 januari 2019, hari kamis selepas sholat isya kita berangkat menuju ke apotek Sultan Agung. Di tempat itulah beliau membuka praktek. Prosedurnya sama seperti promil terdahulu, kita diminta untuk mengambil nomor antrian, menuliskan nama, ditimbang berat badannya, diperiksa tekanan darahnya lalu diminta untuk mengisi data diri karena saya adalah pasien baru.

FYI kita konsultasi ke dokter Anis.
Kira-kira setengah jam menunggu, tiba saatnya giliran kami. Deg-deg an udah pasti. Takut, jujur iya tetep ada rasa takut.

Alhamdulillah beliau sangat welcome dan komunikatif. Karena kami sudah pernah promil juga sebelumnya jadi beliau berusaha menggali informasi sudah sejauh mana perjalanan promil kami.


Singkat cerita, saya diminta melakukan USG. Hal yang paling tidak nyaman saat USG adalah rasa geli. [serius saya paling ga tahan geli]. Menurut pengamatan dokter, rahim saya bersih, tidak ada kista, tidak ada miom. Hanya saja kita tidak tahu apakah salurannya tersumbat atau tidak karena tidak terdeteksi melalui USG dan hanya dapat terlihat hasilnya jika kita melakukan pemeriksaan HSG. [jujur ya, tiap kali mendengar kata HSG tu rasanya langsung ngilu seluruh tubuh. Lebay. Memang. Salah saya sendiri dulu pake acara search HSG di youtube. Lagian siapa yang ga kepo coba?]

Cukup, back to the main topic.
Setelah pemeriksaan USG dan konsultasi panjang lebar, kami putuskan untuk melakukan induksi lagi bulan depan. Jadi untuk saat ini sambil menunggu periode haid bulan berikutnya, kami diberi vitamin E untuk dikonsumsi suami istri. Dokter juga meminta suami saya untuk melakukan cek lab lagi agar mendapatkan hasil terupdate. Beliau menyarankan agar suami saya melakukan cek lab waktu pagi hari dalam keadaan bugar dan puasa [I’m sure you already knew lah] dua hari. Dan cek lab tersebut harus dilakukan sebelum saya haid bulan depan [februari].

Jika bulan ini tidak berhasil terjadi konsepsi, dokter membuatkan resep obat hormonal untuk dikonsumsi bulan depan pada hari kedua haid. Beliau menganjurkan agar obat tersebut dikonsumsi secara ritmis, maksudnya obat tersebut harus diminum pada jam yang sama tiap harinya agar kinerja obat tersebut bisa maksimal.



0 komentar:

Posting Komentar