MENJELANG
HSG
14 Maret 2019
Hari
Kamis kemarin saya izin tidak masuk sekolah, alasannya karena kepala pusing.
Sebetulnya hanya gejala flu biasa, tapi betul-betul pusing rasanya. Yang
membuat heboh teman-teman di parallel adalah mereka menyangka bahwa saya positif
hamil karena melihat saya yang terlihat lemah. Saya sendiripun berhusnudzon
karena [baru] telat haid dua hari. Yang paling bikin nyesek adalah ketika sore
harinya tiba-tiba ternyata saya haid. Rasanya, oh my God.
It’s
okay.
This
isn’t the first time.
Seperti
yang sudah terprogramkan maka sore harinya suami saya menghubungi Dokter Anis. Jawaban
dari Dokter Anis, beliau akan membuatkan surat rujukan untuk tes HSG. How does
it feel? I’m scared. I’m not ready but I’ve to do that.
As
the preparation, I’ve asked my friend who have done HSG. Sebut saja nama teman
saya, Bunga. Menurut penuturan Bunga, pada saat HSG kita diminta untuk tidur
terlentang, lalu petugas akan memasukkan sebuah alat ke dalam [maaf] vagina.
Alat tersebut akan menyemprotkan cairan kontras ke dalam rahim. Setelah
disemprot maka petugas akan mengambil gambar. Lalu kita akan diminta tidur
miring ke kanan, dan cairan kontras akan disemprotkan lagi ke saluran tuba
falopii kanan, dan petugas akan mengambil gambar, begitu pula ketika diminta tidur
miring ke kiri. Apakah rasanya sakit? Menurut Bunga, rasa sakitnya mirip nyeri
haid hari pertama. Berapa tarifnya? Mahal jenk, 750.000. Di mana labnya?
Pramita lab Magelang. Noted*
14 Maret 2019
Now
I’m counting down, H – 8
What
am I doing now?
Nothing
I can do.
Hanya
berdoa semoga everything will run well.
0 komentar:
Posting Komentar