Rabu, 21 Mei 2025

Free Voucher 100%

Pekan yang lalu saya iseng scroll Instagram dan mendapati flyer sebuah klinik menawarkan voucher konsultasi dan USG gratis, dengan catatan hanya berlaku hingga tanggal 30 Mei 2025. Saya hubungilah kontaknya untuk menanyakan syarat dan ketentuannya. Lalu dibalaslah oleh admin dan disebutkan bahwa terdapat 10 syarat dan ketentuan yang berlaku. Setelah saya cermati, saya cukup memenuhi syarat yang ditawarkan. Maka saya konfirmasi bahwa saya akan mendaftar. Oleh admin, saya diminta melengkapi formulir yang berisi 9 pertanyaan tentang data diri calon pasien serta tanggal appointment. Setelah selesai membuat appointment, admin menginformasikan tentang persyaratan pasien baru agar membawa KTP dan buku nikah.

Selang beberapa hari setelahnya, saya dihubungi oleh admin yang berbeda. Beliau adalah patient support. Beliau menghubungi saya untuk keperluan anamnesa atau menanyai seputar riwayat kesehatan serta promil. Saya lupa ada berapa jumlah pertanyaan yang diajukan, tapi intinya semua pertanyaan tentang riwayat kesehatan pribadi pasien dan pasangan. Hampir kurang lebih setengah jam mungkin sesi tanya jawab dengan patient support.

Sore hari itu, tanggal 20 Mei 2025, saya memang sudah terjadwal konsultasi dan tindakan USG dengan dokter jam 3, sehingga saya diminta datang 30 menit lebih awal untuk registrasi ulang, pengukuran tensi dan timbang badan. Menjelang jam 3 kita sampai di klinik, lalu dipersilakan duduk di ruang tunggu sembari menunggu panggilan.

Tiba giliran saya dipanggil untuk registrasi ulang, lalu ke bagian nurse station untuk pengukuran tensi dan timbang badan, dan hasilnya adalah :

TD

136/82mmHg

BB

47,6 kg

HPM

19/5/2025

Oleh admin diinformasikan bahwa saya harus buang air kecil dulu sebelum tindakan, dan dokter Erick sudah dalam perjalanan menuju klinik. Tidak berselang lama dokter Erick datang, saya bergegas ke toilet. Setelahnya kami dipersilakan masuk ke ruang dokter. Sebelum dilakukan pemeriksaan, dokter Erick terlebih dahulu menanyakan tentang hasil AMH, AS, DFI, HSG dan IUI sebelumnya. Setelah itu, dilakukanlah tindakan USG TransV dengan didampingi patient support. Dokter Erick banyak bertanya tentang riwayat haid saya, lalu menjelaskan bahwa ada adenomiosis dan kista coklat berukuran 1,6 cm. Kaget? Pasti lah

Tapi saya menyadari, saya sudah 6 tahun vakum promil, sehingga selama rentang waktu itu bisa saja terjadi sesuatu di dalam rahim saya. Meski dalam hati juga bertanya-tanya, apakah ini muncul tiba-tiba? Mengingat ukuran kistanya belum begitu besar. Atau sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun dokter-dokter sebelumnya tidak memberitahukan? Entahlah

Kenapa lama banget nunggunya sampai 6 tahun baru tergerak hati ke dokter lagi? Karena setelah gagal insem, saya terpuruk. Sedih? Jelas

Why? Karena uang jutaan melayang sia-sia. Kecewa, karena orang tua justru menyalahkan saya yang tidak sadar diri bahwa usia semakin menua, menganggap saya bodoh, tidak bisa berpikir, hanya karena saya tidak bersedia mengikuti anjuran untuk mencoba akupuntur. Saya merasa sendiri, tidak punya support system. Tapi saya belajar bahwa tiap pribadi pejuang garis dua pasti pernah melalui fase kelam, terpuruk, seakan menyalahkan takdir. Mungkin Tuhan ingin menunjukkan bahwa sesungguhnya kamu itu kuat lho, buktinya kamu diterpa ujian ini, kamu mampu melaluinya.

Kembali ke temuan di dalam rahim saya, untuk masalah adeno, cukup logis, karena sejak SMA, ketika saya haid memang sakit luar biasa. Cuma waktu itu masih miskin ilmu, minim wawasan juga, jadi saya abaikan, sesekali beli dan minum kiranti, meski ngga ada efeknya juga. Setelah kuliah, beruntung ada teman yang ngasih tahu tentang obat pereda nyeri. Sejak saat itu sampai sekarang, tiap kali haidnya sakit, saya pasti langsung minum obat agar tetap bisa beraktifitas. Dan tentang obat ini pun saya sebutkan ke dokter Erick.

Kembali tentang USG, menurut saya yang minim pengalaman karena sejauh ini baru “shopping” 5 dokter saja, dokter Erick adalah yang paling detail penjelasannya. Entah ya, saat dulu insem, mungkin waktu itu saya masih sedikit ilmu, benar-benar minim wawasan, jadi ketika dokter bilang apa, saya iya-iya saja, manut, pasrah. Tapi memang menurut saya, sekarang saya lebih persiapan, sudah tidak blank headed saat datang ke dokter, jadi pertanyaan-pertanyaan saya lebih terarah, lebih mendetail juga, karena sudah ada bekal pengetahuan hasil dari ikut-ikut webinar dan seminar.

Kurang lebih mungkin ada setengah jam kami konsultasi dengan dokter Erick hingga akhirnya suami disarankan untuk cek hormon LH, FSH dan Testosteron. Dan jika kami sudah mantap menghendaki program IVF, maka kami perlu melakukan skrinning yang meliputi :

Untuk istri

Untuk suami

Anti HIV

Anti HIV

Anti Toxoplasma

HBSAg

Anti Rubella

Anti HCV

Anti CMV

VDRL

HBSAg

 

Anti HCV

 

VDRL

 

Untuk skrinning bisa dilakukan di laboratorium manapun.

Setelah sesi konsultasi selesai, kami diminta kembali ke nurse station untuk mengambil buku catatan pemeriksaan dan print out USG. Kami juga banyak bertanya tentang estimasi biaya IVF di situ. Setelah itu kami diminta ke kasir untuk bayar, dengan rincian :

Administrasi JIH

  27.750

BFS Promotion :

Consultation and USG

532.800

Clinic Administration

  66.600

Patient Medication Record Book

  38.850

Total + PPN

666.000

PPN dibebaskan

  66.000

Sedianya kami harus bayar total 600.000, namun karena saya klaim voucher, maka dapat promo diskon 480.000, sehingga hanya membayar 120.000 saja. Setelah itu kami pindah ke bagian farmasi untuk copy resep. Kami berdua diresepkan :

 

Queenvit

Sebanyak 30 tablet

Untuk istri

Diminum pagi hari

Kingvit

Sebanyak 30 tablet

Untuk istri

Diminum pagi hari

L Vit D3 5000 iu

Sebanyak 60 tablet

Untuk suami istri

Diminum pagi hari

Q-Hart

Sebanyak 60 tablet

Untuk suami istri

Diminum malam hari

Mengapa kami memilih copy resep? Karna saat admin menunjukkan struk resep, tertera 2 juta sekian untuk bayar obat tersebut. Dan memang admin menawarkan, ambil obat atau copy resep saja? Jadi kami pilih copy resep saja, nanti beli di apotek yang harganya jauh lebih terjangkau.

Kesimpulannya, saya lega bisa periksa dalam kondisi sedang haid, dapat voucher pula, sehingga lebih ringan biayanya. Karena jika semakin saya tunda, semakin tidak tahu bagaimana kondisi di dalam rahim saya saat ini. Beruntung sekarang terdeteksi, karena selama ini kami berada dalam kategori unexplained infertility, karena berkali-kali USG TransV sebelum insem namun tidak ditemukan apa-apa baik itu miom, kista, perlengketan, dll.

PR saya selanjutnya adalah browsing harga pemeriksaan LH, FSH dan Testosteron di laboratorium mana yang paling terjangkau alias murah.


0 komentar:

Posting Komentar