Hari Sabtu siang,
pukul 11.30 kami berangkat menuju Morula IVF Centre. Sampai di lokasi, kami
diminta menunggu antrian. Tiba giliran kami menuju meja resepsionis. Suami
menanyakan perihal AS dan DFI, tentang bagaimana prosedur tindakannya serta
rincian biayanya. Beberapa hari sebelumnya, tepat pada hari Selasa tanggal 22
April, saya beruntung mendapatkan voucher discount 50% untuk cek AS di Morula
Jakarta setelah mengikuti salah satu webinar dari owner Pejuang IVF Indonesia.
Namun setelah saya diskusikan dengan admin, akhirnya saya diberi kelonggaran
agar dapat menggunakan voucher tersebut di Morula Jogja. Sebetulnya saya sangat
berharap saya dapat menggunakan voucher tersebut agar dapat potongan 50% untuk
AS, nanti sisanya kami bayar mandiri. Karena jika dibandingkan dengan
laboratorium lain, harga di Morula jelas lebih mahal. Di laboratorium Pramita
harganya jauh lebih terjangkau, ditambah lagi saya adalah member dari group WA
Pejuang Buah Hati, sehingga bisa dapat harga khusus. Tapi karena sudah
terlanjur sampai di Morula, karena niat awalnya agar bisa memanfaatkan voucher
discount, jadilah suami mengiyakan untuk AS dan DFI hari itu juga di Morula.
Katanya, bismillah, semoga hasilnya baik. Padahal aslinya kondisi keuangan
sedang tidak baik-baik saja. Jujur selama ini suami 2x cek AS di Laboratorium
Parahita, saya tidak pernah menemani. Saya hanya pernah sekali menemani suami
masturbasi di RSI Klaten, sesaat sebelum dilakukan tindakan inseminasi.
Untuk
persyaratannya, kami diminta mengirimkan foto KTP dan buku nikah, mencatat berapa
lama abstain serta suami diminta mengisi formulir dan tanda tangan. Setelah
semua persyaratan terpenuhi, kami diantar oleh staf resepsionis ke “ruangan
horror” (saya menyebutnya demikian). Aslinya di pintu kamar tertulis Ruang
Masturbasi. Staf tersebut menjelaskan prosedur sebelum melakukan masturbasi
bahwa disediakan cairan pelumas, ada formulir yang harus diisi setelah selesai
masturbasi, tabung spesimen untuk menampung cairan semen, serta kotak untuk
meletakkan tabung spesimen dan formulir setelah selesai diisi. Kotak tersebut
terhubung dengan ruang andrologi, sehingga privasi pasien jelas terjaga.
Terdapat tombol bel di samping kotak, suami diminta memencet tombol bel
tersebut bila masturbasi telas selesai. Di bawah layar televisi juga disediakan
majalah dewasa dan minuman kotak karton. Staf resepsionis juga memberitahu
bahwa, dibutuhkan setidaknya 5 juta sel sperma agar bisa dilakukan pemeriksaan
DFI.
Pukul 12.30 semua
urusan selesai, dan kami pun pulang ke rumah. Beberapa menit kemudian, suami
dapat notifikasi bahwa prosedur DFI bisa dilakukan. Alhamdulillah, kabar baik,
berarti volumenya memenuhi syarat. Beberapa jam kemudian, hasil tes pun keluar.
Berbeda dengan 2x AS sebelumnya, kali ini hasilnya Asthenoteratozoospermia. Sedangkan
hasil DFI : 22,80. Karena sebelumnya saya diminta kembali periksa saat haid
hari ke 1 atau 2 atau 3, maka hasil AS dan DFI belum bisa kami kabarkan ke
Dokter Erick. Mohon doanya, semoga kelak proses pemulihan dari kondisi Asthenoteratozoospermia
ke Normozoospermia berjalan lancar, aamiin.
Rincian
biaya AS dan DFI
|
Harga Reguler |
Harga Khusus |
AS
di Pramita |
551.000 |
440.800 (member group WA PBH) |
AS
di Morula |
695.000 |
390.000 (voucher discount 50%) |
Paket
AS & DFI di Pramita |
1.919.000 |
1.727.100 (member group WA PBH) |
Paket
AS & DFI di Morula |
2.200.000 |
- |
Informasi tambahan,
untuk prosedur paket AS & DFI di Morula dikenakan biaya administrasi
sebesar 60.000.