Sabtu, 14 Februari 2015

Adaptasi Diri

Hidup manusia selalu dihadapkan dengan poses adaptasi. Proses tersebut dimulai ketika seorang bayi lahir ke dunia. Sang bayi tersebut harus belajar beradaptasi dengan lingkungannya yang pasti berbeda dengan alam rahim sang ibu. Bayi beradaptasi dengan makanan pertama yang ia cecap, dengan suara atau bunyi yang baru pertama kali ia dengar, dengan objek yang pertama ia lihat, dengan benda yang pertama kali ia sentuh. Begitulah proses pembelajaran sebagai upaya untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan terus ia lakukan hingga akhirnya ia tumbuh menjadi seorang anak yang lucu, aktif dan menggemaskan. Seiring dengan bertambahnya usia, sang anak dihadapkan dengan kewajiban menuntut ilmu. Maka sang anak pun belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baru yaitu kehidupan sekolah yang pasti berbeda dengan kebiasaan di rumah, segala aktifitas di sekolah dibatasi oleh waktu dengan tujuan melatih anak disiplin membagi waktu sejak usia dini. Upaya orang tua menyekolahkan anak pun berlanjut hingga ke jenjang SMP, SMA, kemudian Strata, di mana di setiap jenjangnya sang anak harus beradaptasi tidak hanya dengan lingkungan sekitarnya namun juga dengan perubahan fisik yang ia alami dari kanak-kanak lalu remaja yang disertai pula dengan perubahan hormonal di dalam tubuhnya sehingga ia pun merasakan masa-masa pubertas, hingga kemudian akhirnya beranjak menjadi dewasa muda. Begitulah kehidupan manusia yang selalu dihadapkan dengan proses adaptasi. Proses adaptasi pun tak berhenti hanya sebatas menuntut ilmu saja, setelah lulus kuliah pun, seorang manusia dewasa harus membekali dirinya dengan keterampilan sehingga ia dapat lebih mudah mencari pekerjaan atau membuka lapangan usaha sendiri. Pun setelah sukses berkarir, ia harus menyiapkan diri untuk memasuki gerbang pernikahan. Beradaptasi dengan adat kebiasaan suami atau istri, mertua, kakak atau adik ipar serta kerabatnya yang lain yang tentu berbeda dalam berbagai hal.


Hingga saat ini, terhitung telah sepuluh bulan ratri menikah. Namun rupanya, proses adaptasi terus saja berlanjut. Selalu saja ada hal-hal yang berbeda yang jika tidak dicari solusinya akan selalu memicu konflik.

0 komentar:

Posting Komentar